Routing Dengan Algoritma Distance-vector
Sebelum menentukan jenis router yang akan dipakai terlebih dahulu menentukan peta atau bentuk dari jaringan. Setelah router mempunyai peta jaringan, router menghitung rute terbaik ke setiap tujuan di jaringan menggunakan algoritma distance-vector. Algoritma ini cara kerjanya dengan membentuk tabel routing di jaringan adalah dengan cara setiap router memberikan informasi mengenai keadaan jaringanyang diketahui router tersebut kepada router-router tetangganya setiap selang waktu tertentu. Informasi keadaan jaringan tersebut adalah dalam bentuk distance-vector (vektor jarak), yaitu jumlah hop yang diperlukan untuk mencapai suatu jaringan. Router tetangga tersebut menyimpan dan mengolah informasi keadaan jaringan yang diterimanya dan juga me-nyampaikan informasi yang dimilikinya ke router- router tetangga yang lain. Hal ini terus berlangsung sampai seluruh router di jaringan mengetahui keadaan jaringan. Berikut contoh peng gunaan algoritma distance-vector.
Proses pengiriman datagram IP selalu meng-gunakan tabel routing. Tabel routing berisi informasi yang diperlukan untuk menentukan kemana datagram harus dikirim. Datagram dapat dikirim langsung ke host tujuan atau harus melalui host lain terlebih dahulu tergantung pada tabel routing. Tabel routing terdiri dari entri-entri rute dan setiap entri rute paling tidak terdiri atas IP address, tanda untuk menunjukkan routing langsung atau tidak langsung, alamat router dan nomor interface. Untuk menjelaskan tentang distance-vector maka jaringan TCP/IP diatas dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 7. Jaringan komputer dengan 5 router
Diasumsikan bahwa semua router di jaringan baru dinyalakan. Pada saat ini semua router tidak memiliki informasi distance-vector kecuali pada dirinya sendiri. Informasi vektor jarak tersebut disimpan dalam bentuk tabel routing. Pada saat awal, tabel routing masing-masing router mirip dengan tabel routing RIP A, yaitu :
Dari A ke | Jalur | Hop |
A | lokal | 0 |
Setelah router menjalankan algoritma vektor-jarak, router-router mulai memberikan informasi vektor-jarak ke tetangganya. Diasumsikan bahwa router A paling dulu mengirimkan informasi vektor-jarak ke router-router tetangganya, B dan C. Pada saat ini router A mengirimkan vektor-jarak jalur 2 dan 8. Dalam waktu yang hampir berdekatan router B juga mengirimkan vektor-jarak ke jalur 8,3,4.
Gambar 8. Router A, D dan E mengirim informasi vektor-jarak
Router C dan D menerima informasi yang di-kirim oleh router A.
Informasi tersebut diinterpretasi-kan bahwa informasi yang dikirimkan telah diterima. Vektor-jarak yang dikirim oleh B juga diterima oleh router A, D dan E. Router-router A, D dan E me-meriksa vektor-jarak yang diterima dan membanding-kannya dengan tabel routing yang dimiliki oleh masing-masing router. Dari proses ini masing-masing router mengetahui bahwa informasi yang diperoleh dari router pengirim belum terdapat dalam tabel routing. Dengan demikian, entri-entri tersebut di-masukkan ke tabel routing setiap router. Setelah proses diatas, tabel routing masing-masing router adalah sebagai berikut :
Dari A ke | Jalur | Hop |
A | lokal | 0 |
Dari B ke | Jalur | Hop |
B A D E | Lokal 8 3 4 | 0 1 1 1 |
Dari C ke | Jalur | Hop |
C A D | Lokal 2 5 | 0 1 1 |
Dari D ke | Jalur | Hop |
D B C | Lokal 3 5 | 0 1 1 |
Dari E ke | Jalur | Hop |
A B | Lokal 4 | 0 1 |
Pada bagian berikutnya, A, D dan E berturut-turut dalam waktu yang hampir bersamaan mengirim-kan vektor-jarak ke tetangga masing-masing. Diasumsikan bahwa router A terlebih dahulu menerima vektor-jarak dari B sebelum mengirimkan vektor-jarak. Router A memeriksa informasi dari B tersebut lalu membandingkannya dengan entri tabel routing yang sudah ada. Hasil pemeriksaan menunjuk-kan entri B belum ada di tabel routing. Dari vektor-jarak yang dikirim D, router B mengetahui bahwa dapat mencapai B melalui jalur 3 dengan jarak 2 hop. Dengan demikian, informasi vektor-jarak untuk C dari B tidak digunakan oleh D. Pada saat yang hampir bersamaan pula router C menerima vektor-jarak dari A dan memperbaharui tabel routing yang dimilikinya. Perubahan tabel routing adalah sebagai berikut :
Dari D ke | Jalur | Hop |
D B C | Lokal 3 5 | 0 1 1 |
Router D mengirimkan vektor-jarak berdasar-kan tabel routing yang baru ke semua jalur yang ter-hubung dengan router D tersebut. Reouter-router yang menerima vektor-jarak dari D termasuk router B, kemudian memperbarui tabel routing masing-masing menggunakan algoritma vektor-jarak. Kemudian router B mengirimkan vektor-jarak berdasarkan tabel routing terbaru yang dimilikinya. Setelah tabel routing diperbarui, tabel routing di jaringan menjadi stabil dan tidak ada perubahan lagi sepanjang jaringannya tetap.
Kondisi jaringan tidak akan stabil untuk se-terusnya, terkadang ada jalur yang putus. Penyebab putusnyapun bermacam-macam, mulai dari kabel yang digigit tikus sampai yang terkena cangkul pada saat proyek pembangunan fisik. Apapun penyebab-nya, jalur yang putus menyebabkan kondisi jaringan berubah dan akan tampak dalam tabel routing.
Gambar 9. Perubahan Jaringan
Setelah jalur 2 terputus, router A dan C segera mendeteksi. Semua entri di tabel routing yang meng-gunakan jalur 2 tidak dapat lagi digunakan dan hop untuk jalur itu di beri nilai tak terhingga. Tabel routing yang baru untuk A dan C adalah sebagai berikut :
Dari A ke | Jalur | Hop |
A B C D E | Lokal 8 2 3 5 | 0 1 ∞ 1 2 |
Dari C ke | Jalur | Hop |
C A B D E | Lokal 2 5 5 5 | 0 ∞ 2 1 2 |
Label: Server, Tugas
0 komentar:
Posting Komentar